MATERI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS VII
BAB I
LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT. YANG SANGAT INDAH NAMA-NYA
A.
Iman
Kepada Allah Swt.
Pernahkah kamu merasa dekat dengan Allah Swt. sehingga perasaanmu
merasa begitu tenang? Pernahkah kamu merasa jauh dengan-Nya sehingga jiwamu
terasa hampa? Melalui uraian berikut ini, mari kita belajar untuk lebih
mengenal nama-nama Allah Swt. yang indah dan berusaha menjadi lebih dekat
dengan-Nya.
Allah Swt. memiliki kasih dan sayang yang begitu besar terhadap
hamba-Nya. Kita boleh bermohon apa saja kepada-Nya. Syaratnya, tentu kita harus
yakin akan keberadaan-Nya. Kalau kita belum yakin bahwa Allah Swt. itu ada,
sudah barang tentu doa kita juga sia-sia.
Jadi, sebelum berdoa kepada Allah Swt., kita harus yakin terlebih
dulu bahwa Allah Swt. dapat memberikan apa yang kita butuhkan. Itu artinya kita
harus beriman kepada-Nya.
Apakah iman itu? Kata iman berasal dari bahasa Arab yang bermakna
percaya. Makna iman dalam pengertian ini adalah percaya dengan sepenuh hati,
diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan sehari-hari.
Menjadi orang yang beriman bukan persoalan yang ringan atau mudah.
Sebagai manusia yang memiliki pertanggungjawaban kepada Allah Swt., iman
menjadi sangat penting. Allah Swt. sendiri yang memerintahkan kita untuk
beriman, sebagaimana firman-Nya

”Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (al-Qur’an) yang
diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa
ingkarkepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. an-Nisa’/4:136)
Keimanan seseorang itu bisa tebal dan bisa tipis, bisa bertambah
atau berkurang. Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah
Swt. adalah dengan memahami nama-nama-Nya yang baik dan indah. Kita sering
mendengar nama-nama indah itu dengan sebutan al-Asmau al-Husna.
B.
Makna
al-Asmau al-Husna
Al-Asmau-al-Husna artinya nama-nama Allah Swt. yang baik. Allah
Swt. mengenalkan dirinya dengan nama-nama-Nya yang baik, sesuai dengan
firman-Nya:

“Dan
Allah memiliki al-Asmau-al-Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah
kepada-Nya de-ngan menyebutnya al-Asmau-al-Husna itu dan tinggalkanlah
orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya.) Mereka kelak akan mendapat
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. al-A’raf/7:180)
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa nama-nama Allah Swt. yang baik
(al-Asmau al-Husna) itu berjumlah 99. Barang siapa yang menghafalnya maka Allah
Swt. akan memasukkan ke dalam surga-Nya.
Pada bab ini hanya empat al-Asmau-al-Husna yang akan kalian
pelajari, yaitu: al-‘Alim, al-Khabir, as-Sami’, al-Basir. Setelah mempelajari
topik ini, kalian diharapkan dapat menjelaskan makna keempat al-Asmau-al-Husna
tersebut, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.
Al-‘Alim
Al-‘Alim artinya Maha Mengetahui.
Allah Swt. Maha Mengetahui yang tampak atau yang gaib. Pengetahuan Allah Swt.
tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Segala aktivitas yang dilakukan oleh
makhluk diketahui oleh Allah Swt. Bahkan, peristiwa yang akan terjadi pun sudah
diketahui oleh Allah Swt. Dengan kata lain, pengetahuan Allah Swt. itu tanpa
batas. Luar biasa, bukan? Agar lebih yakin perhatikan firman-Nya berikut ini.

”Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang
gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. dan Dia mengetahui apa
yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan
Dia mengetahuinya (pula). dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi
dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam
kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” (Q.S.
al-An’am/6:59)
Subhanallah, luar biasa! Perlu
kalian ketahui bahwa Allah Swt. menyuruh kita untuk menggali ilmu
sebanyak-banyaknya, agar kalian dapat mengetahui ciptaan-Nya, baik yang ada di
langit maupun yang ada di bumi. Sesungguhnya, Allah Swt. sangat menyukai orang
yang rajin mencari ilmu pengetahuan dan mengamalkannya.
Perilaku yang dapat diwujudkan dalam
meyakini sifat Allah al-‘Alim adalah kita harus terus-menerus mencari
ilmu-ilmunya Allah Swt. dengan cara belajar dan merenungi ciptaan-Nya. Tapi
ingat! Penting juga untuk diperhatikan bahwa kita tidak boleh merasa paling
pandai. Orang berilmu itu harus tetap rendah hati. Seperti pohon padi, semakin
berisi semakin merunduk.
2.
Al-
Khabir
Al-Khabir artinya Maha teliti. Allah
Mahateliti terhadap semua ciptaan-Nya. Allah Swt. menciptakan berjuta-juta
makhluk, semuanya berfungsi sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Tidak ada
satupun ciptaan Allah Swt. yang salah sasaran. Ini menandakan bahwa Allah
Mahateliti dalam menciptakan makhluk-Nya. Demikian pula Allah dapat mengetahui
secara detail apa yang dikerjakan makhluknnya. Dalam Q.S. at-Taubah/9:16Allah
Swt. berfirman:

“... dan Allah Maha teliti terhadap apa yang
kamu kerjakan.” (Q.S.
at-Taubah/9: 16)
Perilaku yang dapat diwujudkan bagi
orang yang percaya bahwa Allah Swt. Mahateliti adalah hendaklah kita harus
waspada dan teliti betulapa yang kita lakukan atau yang akan kita lakukan. Kita
harus teliti dan cermat dalam melaksanakan kegiatan, baik di sekolah, di rumah,
maupun di tempat lainnya. Orang yang teliti akan mendapatkan hasil maksimal,
dan tidak akan menyesal di kemudian hari.
3.
As-Sami’
As-Sami’ artinya Maha Mendengar.
Allah Swt. Maha Mendengar semua suara apapun yang ada di alam semesta ini.
Pendengaran Allah Swt. tidak terbatas, tidak ada satu pun suara yang lepas dari
pendengaran-Nya, meskipun suara itu sangat pelan. Hal ini sesuai dengan
firman-Nya:

”... dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al-Baqarah/2:256)
Perilaku yang mencerminkan keimanan
kepada Allah Swt. yang memiliki sifat Maha Mendengar adalah kita harus mau
mendengarkan orang lain yang sedang berbicara. Terlebih lagi jika yang sedang
berbicara adalah guru atau orang tua kita. Lalu, bagaimana sikap kita jika
tidak senang terhadap apa yang disampaikannya? Tentu kita harus sampaikan hal
itu kepada lawan bicara kita dengan sikap dan bahasa yang santun.
As-Sami’juga bisa diteladani dengan
cara menjadi orang yang peka terhadap informasi. Sebagai generasi muslim kalian
tidak boleh ketinggalan informasi. Di samping itu kalian harus terus berlatih
untuk dapat memilah informasi yang baik dan yang buruk, yang hak dan yang
batil.
4.
Al-Basir
Al-Basir artinya Maha Melihat. Allah
Maha Melihat segala sesuatu walaupun lembut dan kecil. Allah Swt. melihat apa
saja yang ada di langit dan di bumi, bahkan seluruh alam semesta ini dapat
dipantau. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:

“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib
di langit dan di bumi. dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Hujurat/49:18)
Perilaku yang mencerminkan keyakinan
bahwa Allah Maha Melihat adalah hendaklah kita berusaha semaksimal mungkin
untuk dapat melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini sebagai bahan
renungan akan kebesaran Allah Swt. Kita diajarkan untuk pandai dan cermat dalam
memandang berbagai persoalan di sekeliling kita. Namun jangan lupa, kita juga
harus selalu introspeksi diri untuk melihat kelebihan dan kekurangan kita
sendiri agar hidup menjadi lebih terarah. Sungguh hal ini sangat indah untuk
diamalkan
C.
Hikmah
Beriman kepada Allah Swt.
Orang yang beriman tentu merasa dekat dengan Allah Swt. Oleh karena
merasa dekat, dia berusaha taat, menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Sungguh bahagia dan beruntung manusia yang bisa seperti ini. Jadi, orang yang
beriman akan medapatkan berbagai keuntungan, antara lain sebagai berikut.
1.
Selalu
mendapat pertolongan dari Allah Swt. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:

”Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami
dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya
saksi-saksi (hari kiamat).” (Q.S.al-Mµ’min/40:
51).
2.
Hati
menjadi tenang dan tidak gelisah. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt.:

”(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat
Allahlah hati menjadi tenteram.” (Q.S.
ar-Ra’d/13: 28).
3.
Sepanjang
masa hidupnya tidak akan pernah merasa rugi. Sebaliknya, tanpa dibekali iman
sepanjang usianya diliputi kerugian, sebagaimana firman Allah Swt. berikut ini.

”Demi
masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling
menasihati untuk kesabaran.” (Q.S.
al-Ashr/103:1-3)
BAB
II
HIDUP
TENANG DENGAN KEJUJURAN, AMANAH DAN ISTIQAMAH
A.
Mari
Berperilaku Jujur
Jujur adalah kesesuaian sikap antara perkataan dan perbuatan yang
sebenarnya. Apa yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan apa yang
diperbuat itulah yang sebenarnya. Kejujuran sangat erat kaitannya dengan hati
nurani. Kata hati nurani adalah sesuatu yang murni dan suci. Hati nurani selalu
mengajak kita kepada kebaikan dan kejujuran. Namun, kadang, kita enggan
mengikuti hati nurani. Bila kita melakukan sesuatu yang tidak sesuai hati
nurani, maka itulah yang disebut dusta. Apabila kita katakan sesuatu yang tidak
sesuai dengan kenyataan, itulah yang dinamakan bohong. Dusta atau bohong
merupakan lawan kata jujur.
Mengapa kita harus jujur?
Jujur itu penting. Berani jujur itu hebat. Sebagai makhluk sosial,
kita memerlukan kehidupan yang harmonis, baik, dan seimbang. Agar tidak ada
yang dirugikan, dizalimi dan dicurangi, kita harus jujur. Jadi, untuk kehidupan
yang lebih baik kuncinya adalah kejujuran. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi:

“Dari Abdullah ibn Mas’ud r.a., Rasulullah
saw. bersabda, “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu
membawa ke surga...” (H.R.Bukhari).
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa “kejujuran itu mahal”. Ya,
kejujuran memang sangat mahal karena berkata jujur itu terkadang sangat berat.
Akan tetapi, agar dapat dipercaya orang, kita harus jujur. Rasulullah saw.
telah memberi contoh nyata kepada kita. Pada masa jahiliyah sangat sulit
mencari orang yang jujur.
Dengan kejujuran Rasulullah saw. menjadi orang yang paling
terpercaya. Beliau mendapat gelar al-Am³n(dapat dipercaya) dari bangsa
Quraisy.Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain
tidak percaya. Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat hati
jadi was-was.
Akan tetapi kadangkala, ada orang yang tidak suka dengan kejujuran.
Hal ini dapat terjadi kalau orang itu akan terganggu oleh kejujuran kita itu.
Meskipun demikian jangan takut dan risau karena lebih banyak pihak yang
mendukung
kejujuran.
Kejujuran merupakan bagian dari akhlak yang diajarkan dalam Islam.
Seharusnya sifat jujur juga menjadi identitas seorang muslim. Katakan bahwa
yang benar itu adalah benar dan yang salah itu salah. Jangan dicampuradukkan
antara yang hak dan yang batil. Allah Swt. berfirman:

“Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran
dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu
mengetahuinya”. (Q.S.
al-Baqarah/2:42)
Hikmah atau manfaat dari perilaku jujur adalah:
1.
mendapatkan
kepercayaan dari orang lain,
2.
mendapatkan
banyak teman, dan
3.
mendapatkan
ketentraman hidup karena tidak memiliki kesalahan terhadap oranglain.
D.
Mari
Berperilaku Amanah
1.
Apakah
Amanah itu?
Amanah artinya terpercaya (dapat
dipercaya). Amanah juga berarti pesan yang dititipkan dapat disampaikan kepada
orang yang berhak. Amanah yang wajib ditunaikan oleh setiap orang adalah
hak-hak Allah Swt., seperti £alat , zakat, puasa, berbuat baik kepada sesama,
dan yang lainnya.
Amanah berkaitan erat dengan tanggung
jawab. Orang yang menjaga amanah biasanya disebut orang yang bertanggung jawab.
Sebaliknya, orang yang tidak menjaga amanah disebut orang yang tidak
bertanggung jawab.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa menjaga am±nahitu penting. Kalau kalian setuju dengan pernyataan ini,
mulai sekarang kalian harus berlatih untuk menjaga amanah. Kalian harus
berlatih untuk bertanggung jawab. Untuk berlatih tidak sulit. Mulailah dari
menjaga amanah yang kecil-kecil, seperti bertanggung jawab saat piket
kebersihan. Kalian belajar dan sekolah dengan sungguh-sungguh. Itu juga bagian
dari menjaga amanah. Melaksanakan ibadah salat juga bagian dari menjaga amanah dari
Allah Swt.
Ternyata, tanpa disadari kalian
sudah mulai berlatih menjaga am±nah. Siapa tahu kelak di antara kalian ada yang
mendapat amanah untuk menjadi seorang pemimpin. Jika kalian berlatih mulai dari
sekarang, pada saat menjadi pemimpin tentu tidak sulit untuk menjaga amanah.
Rasulullah saw. bersabda:

“Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw.
bersabda:“Setiap kalian adalah pe-mimpin dan akan diminta pertanggung jawaban
atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin dan akan diminta
pertanggung jawaban perihal rakyat yang dipimpinnya...” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Nah, sekarang saatnya kalian mengetahui
macam-macam bentuk amanah. Amanah itu dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
a.
Amanah
terhadap Allah Swt. Amanah ini berupa ketaatan akan segala perintah dan
menjauhi segala larangan-Nya. Allah swt. berfirman:

”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah
kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga) janganlah kalian
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.. (Q.S. al-Anfal/8:27).
Contoh
amanah kepada Allah Swt., yaitu menjalankan semua yang diperintahkan dan
meninggalkan semua yang dilarangnya. Bukankah kita diciptakan oleh Allah Swt.
untuk mengabdi kepada-Nya? Orang yang mengabdi kepada-Nya berarti telah
memenuhi amanah-Nya. Orang yang tidak mengabdi kepada-Nya berarti telah
mengingkari amanah-Nya.
b.
Amanah
terhadap sesama manusia.
Amanah ini me liputi hak-hak antarsesama manusia. Misalnya, ketika
dititipi pesan atau barang, maka kita harus menyampaikannya kepada yang berhak.
Allah Swt. berfirman:

“Sesungguhnya Allah Swt. menyuruh kamu untuk menyampaika amanahkepada
yang berhak menerimanya...” (Q.S. an-Nisa’/4:58)
c.
Amanah
terhadap diri sendiri. Amanah ini dijalani dengan memelihara dan menggunakan
segenap kemampuannya demi menjaga kelangsungan hidup, kesejahteraan, dan
kebahagiaan diri. Allah Swt. berfirman:

“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara
amanat-amanat dan janjinya” (Q.S.
al-Mu’minµn/23:8)
2.
Hikmah
Perilaku Amanah
Orang yang berbuat baik kepada orang lain, sesungguhnya ia telah
berbuat baik kepada diri sendiri. Begitu juga sikap amanah memiliki dampak
positif bagi diri sendiri. Di antara hikmah amanah adalah sebagai berikut.
a.
Dipercaya
orang lain, ini merupakan modal yang sangat berharga dalam menjalin hubungan
atau berinteraksi antara sesama manusia.
b.
Mendapatkan
simpati dari semua pihak, baik kawan maupun lawan.
c.
Hidupnya
akan sukses dan dimudahkan oleh Allah Swt.
3.
Perilaku
Amanah dalam Kehidupan Sehari-hari
Perilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan
melalui kegiatan-kegiatan sebagai
berikut.
a.
Menjaga
titipan dan mengembalikannya seperti keadaan semula. Apabila kita dititipi
sesuatu oleh orang lain, misalnya barang berharga, emas, rumah, atau
barang-barang lainnya, maka kita harus menjaganya dengan baik. Pada saat barang
titipan tersebut diambil oleh pemiliknya, kita harus mengembalikannya seperti
semula.
b.
Menjaga
rahasia. Apabila kita dipercaya untuk menjaga rahasia, baik itu rahasia
pribadi, rahasia keluarga, rahasia organisasi, atau rahasia negara, maka kita
wajib menjaganya supaya tidak bocor kepada orang lain.
c.
Tidak
menyalahgunakan jabatan. Jabatan adalah amanah yang wajib dijaga. Apabila kita
diberi jabatan apapun bentuknya, maka kita harus menjaga amanah tersebut.
Segala bentuk penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau
kelompok termasuk perbuatan yang melanggar amanah.
d.
Memelihara
semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt. berupa umur, kesehatan, harta
benda, ilmu, dan sebagainya. Semua nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. kepada
umat manusia adalah amanah yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.
E.
Mari
Berperilaku Istiqamah
1.
Pengertian
Istiqamah
Istiqamah berarti sikap kukuh pada pendirian dan konsekuen dalam
tindakan. Dalam makna yang luas, istiqamah adalah sikap teguh dalam melakukan
suatu kebaikan, membela dan mempertahankan keimanan dan keislaman, walaupun
menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan.
Seseorang yang mempunyai sifat istiqamah bagaikan batu karang yang
berada di tengah-tengah lautan yang tidak tergeser sedikit pun, meskipun
dihantam oleh gelombang yang sangat besar.
Istiqamah terwujud karena adanya keyakinan akan kebenaran dan siap
menanggung risiko. Sikap ini wajib dimiliki setiap muslim, termasuk kita
sebagai pelajar. Istiqamah dapat membantu kita untuk membentuk sikap dan
perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, kita sebagai pelajar
harus memberikan contoh yang baik kepada siapa saja dalam kehidupan kita
sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitar. Allah
Swt. berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah,
kemudian mereka tetap istiqmah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka
tidak (pula) bersedih hati”.
(Q.S. al- Ahqaf/46:13)
Ayat di atas menjelaskan sikap
orang-orang istiqamah, yaitu menepati dan mengikuti garis-garis yang telah
ditentukan oleh agama, menjalankan semua perintah Allah Swt. dan meninggalkan
semua larangan-Nya. Orang yang semacam itu tidak perlu khawatir terhadap diri
mereka di hari kiamat karena Allah Swt. menjamin keselamatan mereka.
2.
Hikmah
Perilaku Istiqamah
Di antara hikmah perilaku istiqamah adalah
sebagai berikut.
a.
Orang
yang istiqamah akan dijauhkan oleh Allah Swt. dari rasa takut dan sedih
sehingga dapat mengatasi rasa sedih yang menimpanya, tidak hanyut dibawa
kesedihan dan tidak gentar dalam menghadapi kehidupan masa yang akan datang.
b.
Orang
yang istiqamah akan mendapatkan kesuksesan dalam kehidupan di dunia karena ia
tekun dan ulet.
c.
Orang
yang istiqamah dan selalu sabar serta mendirikan salat akan selalu dilindungi
oleh Allah swt.
3.
Perilaku
Istiqamah dalam Kehidupan Sehari-hari
Perilaku istiqamah dapat diwujudkan
melalui kegiatan:
a.
selalu
menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya dalam keadaan apa pun
dan di mana pun;
b.
melaksanakan salat
tepat pada waktunya;
c.
belajar
terus-menerus hingga paham;
d.
selalu
menaati peraturan, baik yang ada di rumah, sekolah, maupun di masyarakat;
e.
selalu
menjalankan kewajibannya dengan rasa senang dan nyaman, tidak merasa dipaksa
atau dibebani.
BAB
III
SEMUA
BERSIH HIDUP JADI NYAMAN
A.
Ingin
Tahu tentang Taharah
Tahukah kalian apa itu taharah?
Apakah kalian sudah terbiasa melakukan taharah? Taharah artinya bersuci dari
najisdan hadas. Najisa dalah kotoran yg menjadi sebab terhalangnya seseorang
untuk beribadah kepada Allah Swt. sedangkan hadasadalah keadaan tidak suci pada
diri seorang muslim yang menyebabkan ia tidak boleh salat, tawaf, dan lain sebagainya.
Apa saja yang harus dibersihkan?.
Semua harus dibersihkan, termasuk badan, pakaian, tempat dan lingkungan yang
menjadi tempat segala aktivitas kita. Lebih-lebih tempat yang kita gunakan
untuk melaksanakan ibadah salat.
Lokasi ibadah ini harus suci dari
najisdan bersih dari segala kotoran pasti akan menjadi lebih sempurna dan
bermakna. Taharah meliputi 2 hal yaitu: taharah dari najis dan taharah dari
hadas. Taharah dari najis maksudnya
adalah membersihkan sesuatu dari najis. Ada tiga macam najis, yaitu najis
mukhaffafah, najis Mutawassitah, dan najis mugala«ah.
1.
Najis
mukhaffafah adalah najis yang ringan, seperti air seni bayi laki-laki yang belum
berumur dua tahun dan belum makan apapun kecuali air susu ibu. Cara
menyucikannya sangat mudah, cukup dengan memercikkan atau mengusapkan air yang
suci pada permukaan yang terkena najis.
Najis mutawassitah adalah najispertengahan. Contoh najisjenis ini adalah
darah, nanah, air seni, tinja, bangkai binatang, dan sebagainya. Najis jenis
ini ada dua macam, yaitu najis hukmiyyahdan najis ‘ainiyyah. Najis
hukmiyyahdiyakini adanya tetapi tidak nyata wujudnya (zatnya), bau dan rasanya.
Cara menyucikannya adalah cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena
najis. Sedangkan najis ‘ainiyyahadalah najis yang tampak wujudnya (zat-nya) dan
bisa diketahui melalui bau maupun rasanya. Cara menyucikannya adalah dengan
menghilangkan zat, rasa, warna, dan baunya dengan menggunakan air yang suci.
Najis mugala«ahadalah najis yang berat. Najis ini bersumber dari anjing dan
babi. cara menyucikkannya melalui beberapa tahap, yaitu dengan membasuh
sebanyak tujuh kali. Satu kali diantaranya menggunakan air yang dicampur dengan
tanah.
Nah, kalian sudah mengetahui cara bersuci dari najis. Selanjutnya,
bagaimana cara bersuci dari hadas? Hadas ada dua macam, yaitu hadas kecil dan
hadasbesar. Kita terkena hadas kecil apabila mengalami/melakukan salah satu
dari 4 hal, yaitu:
a.
Keluar
sesuatu dari qubul (kemaluan) dan dubur,
b.
Hilang
akal (contoh tidur),
c.
Bersentuhan
kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim, dan
d.
Menyentuh
qubul (kemaluan) dan dubur dengan telapak tangan.
Cara menyucikan hadas kecil dengan ber-wu«u. Apabila tidak ada air
atau karena sesuatu hal, maka bisa dengan tayammum.
Bagaimana dengan hadasbesar? Kita terkena hadasbesar apabila
mengalami/ melakukan salah satu dari enam perkara, yaitu:
a.
Berhubungan
suami istri (setubuh),
b.
Keluar
mani,
c.
Haid(menstruasi),
d.
Melahirkan,
e.
Nifas,dan
f.
Meninggal
dunia.
Cara menyucikannya adalah dengan mandi wajib, yaitu membasahi
seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Apabila tidak ada air atau
karena sesuatu hal, maka bisa dengan tayammum.
Masalah hadasbesar bagi perempuan menjadi sangat penting dan
menarik untuk dipelajari. Perempuan mengalami peristiwa khusus yang tidak
dialami oleh seorang laki-laki. Seorang perempuan mengalami peristiwa haid,
nifas, dan terkadang istihadah. Semakin penasaran, bukan? Jawabannya dapat kalian
temukan pada penjelasan berikut ini.
Darah yang keluar dari rahim perempuan ada beberapa macam. Ada yang
dinamakan haid, nifas, dan istihadah.
Pertamadarah haid, yaitu darah yang keluar pada perempuan saat
kondisi sehat. Adapun ciri-ciri secara umum adalah kental, hangat, baunya
kurang sedap, hitam, merah tua, kemudian berangsur-angsur menjadi semakin
bening. Kalau kamu sudah mengalami haid, maka bersyukurlah. Itu artinya
organ-organ kewanitaanmu sudah berfungsi secara normal.
Kapan perempuan mengalami haid?Sebagian perempuan ada yang sudah
mengalami haidsaat mulai berumur 9 tahun. Namun, rata-rata mereka mengalaminya
pada usia belasan tahun.
Berapa lama masanya haid?
Masa haid minimal adalah sehari semalam, biasanya 6 atau 7 hari,
dan paling lama adalah 15 hari. Kalau setelah 15 hari darah masih terus keluar,
maka darah itu merupakan darah istihadah(penyakit). Apabila kalian ada yang
mengalami kondisi ini, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Perlu diingat bahwa perempuan yang sedang haidtidak boleh
melaksanakan salat , puasa, membaca dan menyentuh/memegang al-Qur’an, tawaf,
berdiam diri di masjid, berhubungan suami istri, dan cerai dari suami.
Keduadarahnifas, yaitu darah yang keluar sesudah melahirkan,
setelah kosongnya rahim dari kehamilan, meskipun hanya segumpal darah. Sedikit
atau banyaknya darah nifas juga bervariasi. Ada yang hanya satu tetes, keluar
sehari, atau dua hari. Rata-rata perempuan mengeluarkan darah nifas selama
40-an hari, dan paling lama 60 hari. Adapun cara mandi wajib untuk perempuan
yang nifassama sebagaimana mandinya haid.
Ketigadarah istihadah, yaitu darah yang keluar tidak pada hari-hari
haiddan nifaskarena suatu penyakit. Darah istihadah ada empat macam yaitu:
a.
Keluar
kurang dari masa haid;
b.
Keluar
lebih dari masa haid;
c.
Keluar
sebelum usia haid atau setelah masa menopause;
d.
Keluar
lebih lama dari maksimal masa nifas.
Seorang
perempuan yang mengeluarkan darah istihadah tetap harus melaksanakan kewajiban
salat dan puasa. Apabila hendak salat maka bersihkan darah itu, pakailah pembalut,
kemudian ambillah air wudu.
B.
Bagaimana
Cara Taharah?
Tata cara taharah dari najis sudah dijelaskan di awal bab ini,
sedangkan tata cara taharah dari hadas meliputi: mandi wajib, wudu dan,
tayammum. Adapun sarana yang dapat digunakan untuk taharah, yakni: air, debu,
dan batu. Pada umumnya, orang bersuci menggunakan air. Adapun air yang bisa
dipakai untuk bersuci adalah air yang suci sekaligus menyucikan. Air jenis ini
merupakan air yang bersumber dari alam, baik yang keluar dari bumi maupun yang
turun dari langit, seperti air sumur, air sungai, air hujan, air laut, air
danau, air embun, air salju, dan sebagainya.
Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci tata cara taharah dari
hadas.
1.
Mandi
Wajib
Mandi
wajib adalah mandi untuk menghilangkan hadas besar. Sering disebut juga mandi
janabat/ junub. Adapun cara mandi wajib adalah sebagai berikut.
a.
Niat
mandi untuk menghilangkan hadasbesar. jika dilafalkan maka bacaanya sebagai
berikut :

“Saya niat mandi menghilangkan hadas besar
karena Allah ta’ala”.
b.
Menghilangkan
najisapabila terdapat di badannya seperti bekas tetesan darah.
c.
Membasahi
seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Pada
saat mandi wajib, kita juga disunahkan untuk mambaca basmalah, mencuci kedua
tangan sebelum dimasukkan ke dalam bejana, ber-wudu terlebih dahulu,
mendahulukan yang kanan dari yang kiri, menggosok tubuh, dan sebagainya.
2.
Wudu
Wudu
adalah cara bersuci untuk menghilangkan hadas kecil. Adapun tata cara wudu adalah
sebagai berikut.
a.
Niat
dalam hati, jika dilafalkan maka bacaannya sebagai berikut :

“Saya niat wu«umenghilangkan hadas kecil
karena Allah ta’ala”.
b.
Disunahkan
mencuci kedua telapak tangan, berkumur-kumur dan membersihkan lubang hidung.
c.
Membasuh
muka.
d.
Membasuh
kedua tangan sampai siku.
e.
Mengusap
kepala.
f.
Disunahkan
membasuh telinga.
g.
Membasuh
kaki sampai mata kaki.
h.
Tertib
(dilakukan secara berurutan).
i.
Berdoa
setelah wudu.
3.
Tayammum
Apakah
tayammum itu? Tayammum adalah pengganti wudu atau mandi wajib. Hal ini
dilakukan sebagai rukh¡ah(keringanan) untuk orang yang tidak dapat memakai air
karena beberapa halangan (‘udur). Untuk lebih mudah memahaminya bacalah
ilustrasi berikut ini.
Suatu
ketika, kita sedang memiliki hadaskecil atau besar. Sementara kita harus segera
salat.Namun, pada saat itu tidak tersedia air atau tidak bisa menggunakan air
karena sesuatu hal. Nah, solusinya adalah tayammum dengan menggunakan debu yang
suci. Tidak sulit, bukan?
Jadi,
tayammum dilakukan dengan menggunakan sarana debu yang suci.
Debu
ini digunakan sebagai pengganti air. Apabila kita berada di dalam pesawat atau
kendaraan, debu yang digunakan untuk tayammum cukup mengusap debu yang ada di
dinding pesawat atau kendaraan.
Cara
ini boleh dilakukan jika:
a.
Tidak
ada air dan telah berusaha mencarinya.
b.
menggunakan
air, misalnya karena sakit.
c.
Telah
masuk waktu salat .
Ber-tayammum
itu mudah, caranya adalah sebagai berikut.
a.
Niat
(untuk dibolehkan mengerjakan salat );

“Aku niat bertayammum untuk dapat mengerjakan
£alat, karena Allah ta’ala”.
b.
Mengusap
muka dengan tanah (debu yang suci);
c.
Mengusap
tangan kanan hingga siku-siku dengan debu;
d.
Mengusap
tangan kiri hingga siku-siku dengan debu
Betapa pentingnya bersuci (taharah) dalam kehidupan kita, baik dari
najis maupun dari hadas. Bersuci memiliki keutamaan dan manfaat yang luar
biasa. Keutamaan-keutamaan itu, antara lain:
a.
Orang
yang hidup bersih akan terhindar dari segala macam penyakit karena kebanyakan
sumber penyakit berasal dari kuman dan kotoran.
b.
Rasulullah
saw. bersabda bahwa orang yang selalu menjaga wu«uakan bersinar wajahnya kelak saat
dibangkitkan dari kubur.
c.
Dapat
dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.
d.
Rasulullah
saw. menegaskan bahwa kebersihan itu sebagian dari iman dan ada ungkapan bijak
pula yang mengatakan ”kebersihan pangkal kesehatan”.
e.
Kebersihan
akan membuat kita menjalani hidup dengan lebih nyaman.