MATERI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS VII
BAB I
LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT. YANG SANGAT INDAH NAMA-NYA
A.
Iman
Kepada Allah Swt.
Pernahkah kamu merasa dekat dengan Allah Swt. sehingga perasaanmu
merasa begitu tenang? Pernahkah kamu merasa jauh dengan-Nya sehingga jiwamu
terasa hampa? Melalui uraian berikut ini, mari kita belajar untuk lebih
mengenal nama-nama Allah Swt. yang indah dan berusaha menjadi lebih dekat
dengan-Nya.
Allah Swt. memiliki kasih dan sayang yang begitu besar terhadap
hamba-Nya. Kita boleh bermohon apa saja kepada-Nya. Syaratnya, tentu kita harus
yakin akan keberadaan-Nya. Kalau kita belum yakin bahwa Allah Swt. itu ada,
sudah barang tentu doa kita juga sia-sia.
Jadi, sebelum berdoa kepada Allah Swt., kita harus yakin terlebih
dulu bahwa Allah Swt. dapat memberikan apa yang kita butuhkan. Itu artinya kita
harus beriman kepada-Nya.
Apakah iman itu? Kata iman berasal dari bahasa Arab yang bermakna
percaya. Makna iman dalam pengertian ini adalah percaya dengan sepenuh hati,
diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan sehari-hari.
Menjadi orang yang beriman bukan persoalan yang ringan atau mudah.
Sebagai manusia yang memiliki pertanggungjawaban kepada Allah Swt., iman
menjadi sangat penting. Allah Swt. sendiri yang memerintahkan kita untuk
beriman, sebagaimana firman-Nya
”Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (al-Qur’an) yang
diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa
ingkarkepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. an-Nisa’/4:136)
Keimanan seseorang itu bisa tebal dan bisa tipis, bisa bertambah
atau berkurang. Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah
Swt. adalah dengan memahami nama-nama-Nya yang baik dan indah. Kita sering
mendengar nama-nama indah itu dengan sebutan al-Asmau al-Husna.
B.
Makna
al-Asmau al-Husna
Al-Asmau-al-Husna artinya nama-nama Allah Swt. yang baik. Allah
Swt. mengenalkan dirinya dengan nama-nama-Nya yang baik, sesuai dengan
firman-Nya:
“Dan
Allah memiliki al-Asmau-al-Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah
kepada-Nya de-ngan menyebutnya al-Asmau-al-Husna itu dan tinggalkanlah
orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya.) Mereka kelak akan mendapat
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. al-A’raf/7:180)
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa nama-nama Allah Swt. yang baik
(al-Asmau al-Husna) itu berjumlah 99. Barang siapa yang menghafalnya maka Allah
Swt. akan memasukkan ke dalam surga-Nya.
Pada bab ini hanya empat al-Asmau-al-Husna yang akan kalian
pelajari, yaitu: al-‘Alim, al-Khabir, as-Sami’, al-Basir. Setelah mempelajari
topik ini, kalian diharapkan dapat menjelaskan makna keempat al-Asmau-al-Husna
tersebut, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.
Al-‘Alim
Al-‘Alim artinya Maha Mengetahui.
Allah Swt. Maha Mengetahui yang tampak atau yang gaib. Pengetahuan Allah Swt.
tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Segala aktivitas yang dilakukan oleh
makhluk diketahui oleh Allah Swt. Bahkan, peristiwa yang akan terjadi pun sudah
diketahui oleh Allah Swt. Dengan kata lain, pengetahuan Allah Swt. itu tanpa
batas. Luar biasa, bukan? Agar lebih yakin perhatikan firman-Nya berikut ini.
”Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang
gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. dan Dia mengetahui apa
yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan
Dia mengetahuinya (pula). dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi
dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam
kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” (Q.S.
al-An’am/6:59)
Subhanallah, luar biasa! Perlu
kalian ketahui bahwa Allah Swt. menyuruh kita untuk menggali ilmu
sebanyak-banyaknya, agar kalian dapat mengetahui ciptaan-Nya, baik yang ada di
langit maupun yang ada di bumi. Sesungguhnya, Allah Swt. sangat menyukai orang
yang rajin mencari ilmu pengetahuan dan mengamalkannya.
Perilaku yang dapat diwujudkan dalam
meyakini sifat Allah al-‘Alim adalah kita harus terus-menerus mencari
ilmu-ilmunya Allah Swt. dengan cara belajar dan merenungi ciptaan-Nya. Tapi
ingat! Penting juga untuk diperhatikan bahwa kita tidak boleh merasa paling
pandai. Orang berilmu itu harus tetap rendah hati. Seperti pohon padi, semakin
berisi semakin merunduk.
2.
Al-
Khabir
Al-Khabir artinya Maha teliti. Allah
Mahateliti terhadap semua ciptaan-Nya. Allah Swt. menciptakan berjuta-juta
makhluk, semuanya berfungsi sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Tidak ada
satupun ciptaan Allah Swt. yang salah sasaran. Ini menandakan bahwa Allah
Mahateliti dalam menciptakan makhluk-Nya. Demikian pula Allah dapat mengetahui
secara detail apa yang dikerjakan makhluknnya. Dalam Q.S. at-Taubah/9:16Allah
Swt. berfirman:
“... dan Allah Maha teliti terhadap apa yang
kamu kerjakan.” (Q.S.
at-Taubah/9: 16)
Perilaku yang dapat diwujudkan bagi
orang yang percaya bahwa Allah Swt. Mahateliti adalah hendaklah kita harus
waspada dan teliti betulapa yang kita lakukan atau yang akan kita lakukan. Kita
harus teliti dan cermat dalam melaksanakan kegiatan, baik di sekolah, di rumah,
maupun di tempat lainnya. Orang yang teliti akan mendapatkan hasil maksimal,
dan tidak akan menyesal di kemudian hari.
3.
As-Sami’
As-Sami’ artinya Maha Mendengar.
Allah Swt. Maha Mendengar semua suara apapun yang ada di alam semesta ini.
Pendengaran Allah Swt. tidak terbatas, tidak ada satu pun suara yang lepas dari
pendengaran-Nya, meskipun suara itu sangat pelan. Hal ini sesuai dengan
firman-Nya:
”... dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al-Baqarah/2:256)
Perilaku yang mencerminkan keimanan
kepada Allah Swt. yang memiliki sifat Maha Mendengar adalah kita harus mau
mendengarkan orang lain yang sedang berbicara. Terlebih lagi jika yang sedang
berbicara adalah guru atau orang tua kita. Lalu, bagaimana sikap kita jika
tidak senang terhadap apa yang disampaikannya? Tentu kita harus sampaikan hal
itu kepada lawan bicara kita dengan sikap dan bahasa yang santun.
As-Sami’juga bisa diteladani dengan
cara menjadi orang yang peka terhadap informasi. Sebagai generasi muslim kalian
tidak boleh ketinggalan informasi. Di samping itu kalian harus terus berlatih
untuk dapat memilah informasi yang baik dan yang buruk, yang hak dan yang
batil.
4.
Al-Basir
Al-Basir artinya Maha Melihat. Allah
Maha Melihat segala sesuatu walaupun lembut dan kecil. Allah Swt. melihat apa
saja yang ada di langit dan di bumi, bahkan seluruh alam semesta ini dapat
dipantau. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib
di langit dan di bumi. dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Hujurat/49:18)
Perilaku yang mencerminkan keyakinan
bahwa Allah Maha Melihat adalah hendaklah kita berusaha semaksimal mungkin
untuk dapat melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini sebagai bahan
renungan akan kebesaran Allah Swt. Kita diajarkan untuk pandai dan cermat dalam
memandang berbagai persoalan di sekeliling kita. Namun jangan lupa, kita juga
harus selalu introspeksi diri untuk melihat kelebihan dan kekurangan kita
sendiri agar hidup menjadi lebih terarah. Sungguh hal ini sangat indah untuk
diamalkan
C.
Hikmah
Beriman kepada Allah Swt.
Orang yang beriman tentu merasa dekat dengan Allah Swt. Oleh karena
merasa dekat, dia berusaha taat, menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Sungguh bahagia dan beruntung manusia yang bisa seperti ini. Jadi, orang yang
beriman akan medapatkan berbagai keuntungan, antara lain sebagai berikut.
1.
Selalu
mendapat pertolongan dari Allah Swt. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:
”Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami
dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya
saksi-saksi (hari kiamat).” (Q.S.al-Mµ’min/40:
51).
2.
Hati
menjadi tenang dan tidak gelisah. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt.:
”(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat
Allahlah hati menjadi tenteram.” (Q.S.
ar-Ra’d/13: 28).
3.
Sepanjang
masa hidupnya tidak akan pernah merasa rugi. Sebaliknya, tanpa dibekali iman
sepanjang usianya diliputi kerugian, sebagaimana firman Allah Swt. berikut ini.
”Demi
masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling
menasihati untuk kesabaran.” (Q.S.
al-Ashr/103:1-3)