Donderdag 11 April 2013

Psikologi Perkembangan


Manusia mengalami perkembangan yang bertahap-tahap dari awal kehidupannya sampai akhir hayatnya nanti. Namun, perkembangan yang dirasa sangat berarti bagi manusia yaitu perkembangan pada masa remaja menuju dewasa. Dimana pada masa ini sering disebut dengan masa transisi atau peralihan.
Di masa remaja, seseorang      masih memiliki egoistis yang tinggi. Dia masih mementingkan kepentingan diri sendiri dan belum memperhatikan bahkan mementingkan kepentingan orang lain di sekitarnya. Walaupun menjalin hubungan dengan orang lain, itu hanya sekadar untuk memenuhi kepentingan diri sendiri tidak memikirkan keinginan orang terdekat atau pasangannya.
Dan pada masa peralihan ini seseorang cenderung mencari teman dekat atau pasangan untuk hidup bersama dalam kehidupannya yang kemudian akan dilanjutkan pada fase pernikahan dan terbentuknya sebuah keluarga.
Hubungan seseorang di masa dewasa, merupakan salah satu bentuk interaksi yang dilakukan untuk mencari hubungan dekat dengan orang lain. Biasanya kedekatan ini dilakukan atas dasar saling melengkapi. Berbeda dengan pada masa remaja yang masih terlalu individual. Di masa dewasa ini, seseorang lebih cenderung mementingkan kepentingan bersama dengan pasangannya. Ia akan saling melengkapi kekurangan satu sama lain sehingga terjalin hubungan yang serasi.
Hubungan ini terkadang terjalin karena adanya kesamaan diantara keduanya. Baik itu dalam hal yang menurut mereka menyenangkan atau bahkan yang menyedihkan sekalipun mengenai penderitaannya. Bisa juga kesamaan hobi atau yang lainnya. Namun, juga karena kebersamaan dalam jangka waktu yang lama. Karena terbiasa bersama, maka mereka akan cenderung memahami satu sama lain. Seperti istilah dalam Bahasa Jawa yaitu “witing tresno jalaran soko kulino”, maksudnya  yaitu bahwa awal kesukaan seseorang itu karena terbiasa atau karena sering bersama.
Dalam hubungan dekat itu muncul berbagai istilah seperti sayang dan cinta. Biasanya rasa sayang lebih cenderung sama dengan rasa empati saja. Namun, rasa cinta tidak sekadar rasa empati tetapi lebih dari itu. Yaitu disertai dengan keinginan untuk selalu bersama. Jadi, jika ada cinta sudah pasti ada sayang, tapi sayang belum tentu cinta.
Pemahaman orang tentang cinta itu berbeda-beda. Tergantung dari segi mana mereka melihatnya. Cinta itu hanya sekadar rasa sayang dan rasa ingin menolong orang lain. Cinta itu persahabatan, yaitu teman dekat yang mampu mengisi hari-harinya, baik dikala ia senang maupun duka. Ia akan terbuka dengan sahabatnya itu, serta membagi semua perasaan yang akan menjadikan mereka saling mengerti.
Cinta ada yang menyebutnya sebagai cinta romantis yang memiliki elemen seksual dan kekanak-kanakan. Dalam hal ini seseorang memahami cinta hanya sebagai nafsu saja. Dia tidak memikirkan hal lain.
Dan cinta yang diidamkan oleh semua orang adalah cinta yang memiliki keseimbangan dalam semua hal. Di dalamnya banyak terdapat kebersamaan. Rasa sayang yang tumbuh akan menjadi sebuah pengungkapan diri terhadap pasangannya. Juga disertai perasaan yang dalam dari hatinya. Jadi, dalam cinta perlu adanya keseimbangan. Tidak hanya nafsu, namun juga komitmen agar cinta dapat menjadi sempurna menuju kejenjeng selanjutnya, yaitu pernikahan.
Seorang wanita cenderung memilih pria yang memiliki usia lebih tua darinya. Dimana agar mereka bisa saling mengimbangi. Karena wanita lebih dapat bersikap dewasa dibanding dengan pria.
Setelah merasa memiliki kecocokan, mereka akan merencanakan bagaimana kelanjutan dari hubungan mereka. Terlebih lagi jika usia mereka sudah memasuki usia nikah, yaitu antara usia 20-30 tahun. Lebih ideal lagi jika usia wanita 24 tahun dengan pria usia 28 tahun.
Pernikahan yang sekarang pada umummnya dilakukan, biasanya berawal dari kebersamaan dalam jangka waktu yang lama. Namun, di masa modern ini banyak perkenalan yang dilakukan lewat dunia maya. Misalnya, facebook, twitter, atau telepon seluler. Yang kemudian mereka akan semakin akrab dan akhirnya memutuskan untuk bertemu secara langsung.
Sebagian besar orang menganggap bahwa menikah adalah sebuah peristiwa yang akan sangat membahagiakan mereka bersama pasangannya. Anggapan itu memang benar adanya. Namun, kehidupan pasca pernikahan adalah sebuah fakta yang harus dihadapi oleh mereka selanjutnya.
Mereka akan berpisah dengan keluarga asal mereka dan akan hidup membentuk rumah tangga baru. Adaptasi perlu mereka lakukan dengan masyarakat di lingkungan mereka. Bersosialisasi dengan warga sekitar agar hidup mereka dapat menjadi lebih nyaman dan tenteram dalam  sebuah masyarakat.
Di samping itu, mereka juga harus tetap bias menjaga komitmen yang sudah ada diantara mereka. Menghindari terjadinya kesalahan yang membuat salah satu diantara mereka merasa tidak nyaman yang akan menimbulkan konflik dalam rumah tangga mereka. Sebisa mungkin mereka tetap menjaga kasih sayang dan cinta yang ada diantara mereka. Itu semua harus ada agar rumah tangga mereka dapat terus terjaga selamanya.
Faktor ekonomi juga sangat menentukan hubungan yang baik dalam sebuah keluarga. Harus bisa saling menerima apa yang diberi oleh pasangannya. Tidak banyak menuntut dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi. Justru mereka perlu bekerjasama  dalam mengatur masalah ekonomi dalam keluarga.
Kebanyakan pasangan muda sekarang kurang memikirkan rencana kedepannya. Untuk mengatur segala sesuatu yang akan mereka hadapi kelak. Seperti keturunan dan tempat tinggal. Mereka masih terlalu memikirkan kepentingan mereka sendiri. Seolah-olah mereka hanya akan hidup berdua dengan pasangannya saja. Mereka kurang memperhatikan persiapan untuk anak-anaknya kelak.
Setelah menikah, tentunya mereka juga siap untuk menjadi orang tua. Dimana mereka tentunya akan memiliki anak yang menuntut mereka untuk siap juga memberikan kasih sayang mereka kepada anaknya. Serta harus mampu menjadi teladan bagi anaknya. Secara otomatis, mereka perlu menjaga tingkah laku mereka dalam menghadapi anaknya.
Namun di masa sekarang, orang tua sering kali sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Sehingga perhatian mereka tidak sepenuhnya didapatkan oleh anak. Hal ini yang memiliki dampak yang besar bagi anak. Dimana anak akan merasa kurang diberi kasih sayang. Dan tak jarang nereka akan mencari perhatian dengan cara yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Yaitu dengan menempuh cara yang negative, seperti anak menjadi nakal dan tidak penurut atau yang lainnya.
Padahal manjadi orang tua diharapkan dapat membimbing anak mereka hingga anak mereka mampu untuk hidup mandiri. Tanggung jawab sebagai orang tua harus dijalankan dengan sungguh-sungguh. Walaupun sebenarnya menjadi orang tua adalah sebuah pekerjaan yang tanpa disadari sudah ada dengan sendirinya setelah ia memiliki anak. Jadi, tanpa adanya pelatihan khusus untuk menjadi orang tua yang baik. Cukup dengan mempraktekan apa yang ia dulu dapatkan dari orang tua mereke masing-masing.
Akan tetapi, remaja di masa sekarang jarang memperhatikan peran yang dilakukan oleh orang tuanya. Mereka kurang tertarik dengan segala sesuatu yang diberikan oleh orang tua mereka mengenai didikan orang tua. Karena remaja masa sekarang lebih senang menikmati kehidupan dengan cara mereka sendiri yang dipengaruhi tekhnologi yang ada sekarang. Seperti contohnya, seorang remaja lebih sering bermain PS (play station) atau internetan yang tentu lebih sering dilakukan diluar rumah atau bersama dengan teman-temannya. Sehingga waktu mereka akan akan lebih banyak dihabiskan di luar rumah tanpa bersama dengan orang tua mereka. Seringkali remaja sekarang sering tidak menurut kepada orang tuanya. Akibatnya mereka kurang mendapatkan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan mengurus anak-anak atau urusan dalam sebuah keluarga.
Berikut adalah contoh kisah dari pemaparan di atas:
 Seorang remaja wanita, ia masih berada di bangku sekolah SMA. Dia adalah seorang siswa yang aktif dalam berbagai kegiatan sekolah. Dengan sendirinya tentu ia banyak memiliki teman dalam kegiatan tersebut. Diantara banyak temannya tersebut ia memilki seorang yang lebih dekat dengannya dibandingkan dengan yang lainnya. Baik itu teman sesame jenis atau lawan jenis. Dengan adanya kebesamaan yang sering tersebut, mereka akhirnya dapat mengenal satu sama lain, saling mengerti serta saling memahami.
Pertemanan yang dekat itu sering disebut sebagai persahabatan. Ia pun bersikap terbuka akan segala masalah yang ia hadapi terhadap sahabatnya. Kedekatan tersebut menjadi sebuah hal yang menjadikan mereka ingin mengerti satu sama lain. Sehingga mereka memutuskan untuk menjadi pasangan. Namun, mereka masih saling menuntut akan kepentingannya masing-masing. Belum dapat memahami arti kebersamaan mereka. Tak ayal mereka pun sering nerusaha memaksakan pendapatnya terhadap pasangannya. Hubungan mereka pun tak bertahan lama. Walau mereka masih saling bersama, tetapi mereka menganggap itu bukan lagi sebuah cinta atau hanyalah sebuah pertemanan saja.
Setelah ia menginjak usia dewasa awal dia masih tetap aktif dalam berbagai kegiatan. Ia memang memiliki interaksi yang baik dengan teman-temannya. Seperti yang banyak dilakukan anak-anak remaja sekarang, terutama usia dewasa awal, ia adalah pengguna tekhnologi yang canggih di masa modern ini. Jadi, disamping ia menjalin hubungan dengan orang di dunia nyata, ia juga menjalin hubungan di dunia maya seperti yang banyak dilakukan masyarakat sekarang ini.
Kehidupan karirnya pun mulai ia rintis untuk bekal masa depannya kelak. Ia dapat bersosialisasi secara baik dengan masyarakat di lingkungan kerjanya. Ia dapat menentukan arah tujuan hidupnya sendiri melalaui pole pikirnya yang semakin berkembang.
Dari pertemanan di dunia maya, pada akhirnya mereka membawa hubungan itu ke dunia nyata mereka. Karena sudah terbiasa saling terbuka dengan temannya melalui dunia maya, saling memahami walau lewat telepon atau sebagainya, maka merekapun akan mudah akrab dalam dunia nyata mereka kini.
Berbeda dengan kedekatannya waktu masa sekolah dulu, yang masih memiliki rasa egois yang tinggi karena usia mereka yang seumuran. Hubungannya kali ini, yaitu orang yang memiliki usia lebih tua darinya, dirasa sangat berbeda. Terlebih lagi keakrabannya itu berawal dari adanya persamaan yang mereka alami. Kini ia berusaha tetap menjaga rasa kasih sayang dan cinta mereka dengan saling melengkapi. Tanpa ada rasa egois yang meliputi di hati mereka. Mereka juga menginginkan untuk terus bersama.
Dengan kecocokan yang ada mereka lalu memutuskan untuk menjalin hubungan yang serius. Terjadilah pernikahan diantara mereka. Setelah menikah mereka masih tinggal di tempat  orang tua, karena mereka belum memiliki rumah sendiri. Dengan usaha yang mereka lakukan, akhirnya mereka dapat berpindah rumah yang telah mereka dirikan
Setelah itu, mereka kemudian memikili seorang anak yang harus mereka beri seluruh kasih sayang mereka. Karena adanya seorang anak akan menambah kekuatan hubungan rumah tangganya. Dengan adanya seorang anak, berarti mereka telah menjadi orang tua buat anaknya tersebut. Mereka harus mampu memberikan apa yang dibutuhkan oleh anaknya agar pertumbuhan dan perkenbangan anaknya dapat sesuai yang diinginkan.
Seorang ibu harus mampu membagi waktunya, terlebih lagi bagi ibu yang juga bekerja untuk nafkah hidup keluarga. Kebanyakan di masa sekarang, walaupun seorang suami sudah memiliki pekerjaan, namun seorang istri juga banyak yang ikut bekerja juga, sehungga anak kurang mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua mereka. Hal ini sangat tidak baik bagi perkembangan anak.
Ibu yang juga bekerja tersebut harus pintar-pintar mengatur waktunya untuk pekerjaan dan waktu untuk keluarganya. Misalnya ibu yang juga menjadi seorang guru. Waktu luangnya yang biasanya pada sore hari seletah ia pulang mengajar, harus dimanfaatkan untuk bersama dengan keluarganya. Yaitu mengurus suami serta anaknya. Sehingga anak etap mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu.
Sedangkan bagi ayah, tugas utamanya adalah mencari nafkah buat keluarga. Namun ia juga sama dengan halnya seorang ibi tadi, juga harus bisa meluangkan waktunya untuk keluarga. Karena seorang anak tidak akan merasa lengkap menerima kasih sayang dari orang tuanya jika salah satu diantara mereka ternyata tidak dapat memberikan perhatian yang sama.
Jadi, dalam sebuah keluarga harus saling melengkapi satu sama lain. Terutama antara suami dan istri. Agar hubungan keluarga mereka dapat berlangsung dengan baik. Dalam hubungan keluarga ini juga harus dapat menjadi orang tua yang baik yang tentunya akan berpengaruh terhadap perkembanga anak-anak mereka.
Tugas menjaga dan memperhatikan anak bukan hanya menjadi tugas seorang ibu. Namun, tugas tersebut adalah menjadi tugas bersama antara ayah dan ibu. Karena kebanyakan dalam sebuah keluarga menganggap bahwa tugas mengasuh anak hanyalah tugas seorang ibu. Padahal kasih sayang yang diperlukan oleh seorang anak bukanlah hanya dari ibi melainkan dari ayah juga. Jadi, anak akan merasa bahagia jika menerima perhatian dari kedua orang tuanya.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking