Manusia mengalami perkembangan yang
bertahap-tahap dari awal kehidupannya sampai akhir hayatnya nanti. Namun, perkembangan
yang dirasa sangat berarti bagi manusia yaitu perkembangan pada masa remaja
menuju dewasa. Dimana pada masa ini sering disebut dengan masa transisi atau
peralihan.
Di masa remaja, seseorang masih memiliki egoistis yang tinggi. Dia masih
mementingkan kepentingan diri sendiri dan belum memperhatikan bahkan
mementingkan kepentingan orang lain di sekitarnya. Walaupun menjalin hubungan
dengan orang lain, itu hanya sekadar untuk memenuhi kepentingan diri sendiri
tidak memikirkan keinginan orang terdekat atau pasangannya.
Dan pada masa peralihan ini seseorang
cenderung mencari teman dekat atau pasangan untuk hidup bersama dalam
kehidupannya yang kemudian akan dilanjutkan pada fase pernikahan dan
terbentuknya sebuah keluarga.
Hubungan seseorang di masa dewasa, merupakan
salah satu bentuk interaksi yang dilakukan untuk mencari hubungan dekat dengan
orang lain. Biasanya kedekatan ini dilakukan atas dasar saling melengkapi.
Berbeda dengan pada masa remaja yang masih terlalu individual. Di masa dewasa
ini, seseorang lebih cenderung mementingkan kepentingan bersama dengan
pasangannya. Ia akan saling melengkapi kekurangan satu sama lain sehingga
terjalin hubungan yang serasi.
Hubungan ini terkadang terjalin karena adanya
kesamaan diantara keduanya. Baik itu dalam hal yang menurut mereka menyenangkan
atau bahkan yang menyedihkan sekalipun mengenai penderitaannya. Bisa juga
kesamaan hobi atau yang lainnya. Namun, juga karena kebersamaan dalam jangka waktu
yang lama. Karena terbiasa bersama, maka mereka akan cenderung memahami satu
sama lain. Seperti istilah dalam Bahasa Jawa yaitu “witing tresno jalaran
soko kulino”, maksudnya yaitu bahwa
awal kesukaan seseorang itu karena terbiasa atau karena sering bersama.
Dalam hubungan dekat itu muncul berbagai
istilah seperti sayang dan cinta. Biasanya rasa sayang lebih
cenderung sama dengan rasa empati saja. Namun, rasa cinta tidak sekadar rasa
empati tetapi lebih dari itu. Yaitu disertai dengan keinginan untuk selalu
bersama. Jadi, jika ada cinta sudah pasti ada sayang, tapi sayang belum tentu
cinta.
Pemahaman orang tentang cinta itu
berbeda-beda. Tergantung dari segi mana mereka melihatnya. Cinta itu hanya
sekadar rasa sayang dan rasa ingin menolong orang lain. Cinta itu persahabatan,
yaitu teman dekat
yang mampu mengisi hari-harinya, baik dikala ia senang maupun duka. Ia akan
terbuka dengan sahabatnya itu, serta membagi semua perasaan yang akan
menjadikan mereka saling mengerti.
Cinta ada yang menyebutnya sebagai
cinta romantis yang memiliki elemen seksual dan kekanak-kanakan. Dalam hal ini
seseorang memahami cinta hanya sebagai nafsu saja. Dia tidak memikirkan hal
lain.
Dan cinta yang diidamkan oleh semua
orang adalah cinta yang memiliki keseimbangan dalam semua hal. Di dalamnya
banyak terdapat kebersamaan. Rasa sayang yang tumbuh akan menjadi sebuah
pengungkapan diri terhadap pasangannya. Juga disertai perasaan yang dalam dari
hatinya. Jadi, dalam cinta perlu adanya keseimbangan. Tidak hanya nafsu, namun
juga komitmen agar cinta dapat menjadi sempurna menuju kejenjeng selanjutnya,
yaitu pernikahan.
Seorang wanita cenderung memilih
pria yang memiliki usia lebih tua darinya. Dimana agar mereka bisa saling
mengimbangi. Karena wanita lebih dapat bersikap dewasa dibanding dengan pria.
Setelah merasa memiliki kecocokan,
mereka akan merencanakan bagaimana kelanjutan dari hubungan mereka. Terlebih
lagi jika usia mereka sudah memasuki usia nikah, yaitu antara usia 20-30 tahun.
Lebih ideal lagi jika usia wanita 24 tahun dengan pria usia 28 tahun.
Pernikahan yang sekarang pada umummnya
dilakukan, biasanya berawal dari kebersamaan dalam jangka waktu yang lama.
Namun, di masa modern ini banyak perkenalan yang dilakukan lewat dunia maya.
Misalnya, facebook, twitter, atau telepon seluler. Yang kemudian mereka
akan semakin akrab dan akhirnya memutuskan untuk bertemu secara langsung.
Sebagian besar orang menganggap
bahwa menikah adalah sebuah peristiwa yang akan sangat membahagiakan mereka
bersama pasangannya. Anggapan itu memang benar adanya. Namun, kehidupan pasca
pernikahan adalah sebuah fakta yang harus dihadapi oleh mereka selanjutnya.
Mereka akan berpisah dengan keluarga
asal mereka dan akan hidup membentuk rumah tangga baru. Adaptasi perlu mereka
lakukan dengan masyarakat di lingkungan mereka. Bersosialisasi dengan warga
sekitar agar hidup mereka dapat menjadi lebih nyaman dan tenteram dalam sebuah masyarakat.
Di samping itu, mereka juga harus
tetap bias menjaga komitmen yang sudah ada diantara mereka. Menghindari
terjadinya kesalahan yang membuat salah satu diantara mereka merasa tidak
nyaman yang akan menimbulkan konflik dalam rumah tangga mereka. Sebisa mungkin
mereka tetap menjaga kasih sayang dan cinta yang ada diantara mereka. Itu semua
harus ada agar rumah tangga mereka dapat terus terjaga selamanya.
Faktor ekonomi juga sangat
menentukan hubungan yang baik dalam sebuah keluarga. Harus bisa saling menerima
apa yang diberi oleh pasangannya. Tidak banyak menuntut dalam pemenuhan kebutuhan
ekonomi. Justru mereka perlu bekerjasama
dalam mengatur masalah ekonomi dalam keluarga.
Kebanyakan pasangan muda sekarang
kurang memikirkan rencana kedepannya. Untuk mengatur segala sesuatu yang akan
mereka hadapi kelak. Seperti keturunan dan tempat tinggal. Mereka masih terlalu
memikirkan kepentingan mereka sendiri. Seolah-olah mereka hanya akan hidup
berdua dengan pasangannya saja. Mereka kurang memperhatikan persiapan untuk
anak-anaknya kelak.
Setelah menikah, tentunya mereka
juga siap untuk menjadi orang tua. Dimana mereka tentunya akan memiliki anak
yang menuntut mereka untuk siap juga memberikan kasih sayang mereka kepada
anaknya. Serta harus mampu menjadi teladan bagi anaknya. Secara otomatis,
mereka perlu menjaga tingkah laku mereka dalam menghadapi anaknya.
Namun di masa sekarang, orang tua
sering kali sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Sehingga perhatian
mereka tidak sepenuhnya didapatkan oleh anak. Hal ini yang memiliki dampak yang
besar bagi anak. Dimana anak akan merasa kurang diberi kasih sayang. Dan tak
jarang nereka akan mencari perhatian dengan cara yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Yaitu dengan menempuh cara yang negative, seperti anak menjadi
nakal dan tidak penurut atau yang lainnya.
Padahal manjadi orang tua diharapkan
dapat membimbing anak mereka hingga anak mereka mampu untuk hidup mandiri.
Tanggung jawab sebagai orang tua harus dijalankan dengan sungguh-sungguh.
Walaupun sebenarnya menjadi orang tua adalah sebuah pekerjaan yang tanpa
disadari sudah ada dengan sendirinya setelah ia memiliki anak. Jadi, tanpa
adanya pelatihan khusus untuk menjadi orang tua yang baik. Cukup dengan
mempraktekan apa yang ia dulu dapatkan dari orang tua mereke masing-masing.
Akan tetapi, remaja di masa sekarang
jarang memperhatikan peran yang dilakukan oleh orang tuanya. Mereka kurang
tertarik dengan segala sesuatu yang diberikan oleh orang tua mereka mengenai
didikan orang tua. Karena remaja masa sekarang lebih senang menikmati kehidupan
dengan cara mereka sendiri yang dipengaruhi tekhnologi yang ada sekarang.
Seperti contohnya, seorang remaja lebih sering bermain PS (play station)
atau internetan yang tentu lebih sering dilakukan diluar rumah atau bersama
dengan teman-temannya. Sehingga waktu mereka akan akan lebih banyak dihabiskan
di luar rumah tanpa bersama dengan orang tua mereka. Seringkali remaja sekarang
sering tidak menurut kepada orang tuanya. Akibatnya mereka kurang mendapatkan
informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan mengurus anak-anak atau
urusan dalam sebuah keluarga.
Berikut adalah contoh kisah dari
pemaparan di atas:
Seorang remaja wanita, ia masih berada di
bangku sekolah SMA. Dia adalah seorang siswa yang aktif dalam berbagai kegiatan
sekolah. Dengan sendirinya tentu ia banyak memiliki teman dalam kegiatan tersebut.
Diantara banyak temannya tersebut ia memilki seorang yang lebih dekat dengannya
dibandingkan dengan yang lainnya. Baik itu teman sesame jenis atau lawan jenis.
Dengan adanya kebesamaan yang sering tersebut, mereka akhirnya dapat mengenal
satu sama lain, saling mengerti serta saling memahami.
Pertemanan yang dekat itu sering
disebut sebagai persahabatan. Ia pun bersikap terbuka akan segala masalah yang
ia hadapi terhadap sahabatnya. Kedekatan tersebut menjadi sebuah hal yang
menjadikan mereka ingin mengerti satu sama lain. Sehingga mereka memutuskan
untuk menjadi pasangan. Namun, mereka masih saling menuntut akan kepentingannya
masing-masing. Belum dapat memahami arti kebersamaan mereka. Tak ayal mereka
pun sering nerusaha memaksakan pendapatnya terhadap pasangannya. Hubungan
mereka pun tak bertahan lama. Walau mereka masih saling bersama, tetapi mereka
menganggap itu bukan lagi sebuah cinta atau hanyalah sebuah pertemanan saja.
Setelah ia menginjak usia dewasa
awal dia masih tetap aktif dalam berbagai kegiatan. Ia memang memiliki
interaksi yang baik dengan teman-temannya. Seperti yang banyak dilakukan
anak-anak remaja sekarang, terutama usia dewasa awal, ia adalah pengguna
tekhnologi yang canggih di masa modern ini. Jadi, disamping ia menjalin hubungan
dengan orang di dunia nyata, ia juga menjalin hubungan di dunia maya seperti
yang banyak dilakukan masyarakat sekarang ini.
Kehidupan karirnya pun mulai ia rintis untuk
bekal masa depannya kelak. Ia dapat bersosialisasi secara baik dengan
masyarakat di lingkungan kerjanya. Ia dapat menentukan arah tujuan hidupnya
sendiri melalaui pole pikirnya yang semakin berkembang.
Dari pertemanan di dunia maya, pada
akhirnya mereka membawa hubungan itu ke dunia nyata mereka. Karena sudah
terbiasa saling terbuka dengan temannya melalui dunia maya, saling memahami
walau lewat telepon atau sebagainya, maka merekapun akan mudah akrab dalam
dunia nyata mereka kini.
Berbeda dengan kedekatannya waktu
masa sekolah dulu, yang masih memiliki rasa egois yang tinggi karena usia
mereka yang seumuran. Hubungannya kali ini, yaitu orang yang memiliki usia
lebih tua darinya, dirasa sangat berbeda. Terlebih lagi keakrabannya itu
berawal dari adanya persamaan yang mereka alami. Kini ia berusaha tetap menjaga
rasa kasih sayang dan cinta mereka dengan saling melengkapi. Tanpa ada rasa
egois yang meliputi di hati mereka. Mereka juga menginginkan untuk terus
bersama.
Dengan kecocokan yang ada mereka
lalu memutuskan untuk menjalin hubungan yang serius. Terjadilah pernikahan
diantara mereka. Setelah menikah mereka masih tinggal di tempat orang tua, karena mereka belum memiliki rumah
sendiri. Dengan usaha yang mereka lakukan, akhirnya mereka dapat berpindah rumah yang telah mereka dirikan
Setelah itu, mereka kemudian memikili seorang
anak yang harus mereka beri seluruh kasih sayang mereka. Karena adanya seorang
anak akan menambah kekuatan hubungan rumah tangganya. Dengan adanya seorang
anak, berarti mereka telah menjadi orang tua buat anaknya tersebut. Mereka
harus mampu memberikan apa yang dibutuhkan oleh anaknya agar pertumbuhan dan
perkenbangan anaknya dapat sesuai yang diinginkan.
Seorang ibu harus mampu membagi waktunya,
terlebih lagi bagi ibu yang juga bekerja untuk nafkah hidup keluarga.
Kebanyakan di masa sekarang, walaupun seorang suami sudah memiliki pekerjaan,
namun seorang istri juga banyak yang ikut bekerja juga, sehungga anak kurang
mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua mereka. Hal ini sangat tidak baik
bagi perkembangan anak.
Ibu yang juga bekerja tersebut harus
pintar-pintar mengatur waktunya untuk pekerjaan dan waktu untuk keluarganya.
Misalnya ibu yang juga menjadi seorang guru. Waktu luangnya yang biasanya pada
sore hari seletah ia pulang mengajar, harus dimanfaatkan untuk bersama dengan
keluarganya. Yaitu mengurus suami serta anaknya. Sehingga anak etap mendapatkan
kasih sayang dari seorang ibu.
Sedangkan bagi ayah, tugas utamanya adalah
mencari nafkah buat keluarga. Namun ia juga sama dengan halnya seorang ibi
tadi, juga harus bisa meluangkan waktunya untuk keluarga. Karena seorang anak
tidak akan merasa lengkap menerima kasih sayang dari orang tuanya jika salah
satu diantara mereka ternyata tidak dapat memberikan perhatian yang sama.
Jadi, dalam sebuah keluarga harus saling
melengkapi satu sama lain. Terutama antara suami dan istri. Agar hubungan
keluarga mereka dapat berlangsung dengan baik. Dalam hubungan keluarga ini juga
harus dapat menjadi orang tua yang baik yang tentunya akan berpengaruh terhadap
perkembanga anak-anak mereka.
Tugas menjaga dan memperhatikan anak bukan
hanya menjadi tugas seorang ibu. Namun, tugas tersebut adalah menjadi tugas
bersama antara ayah dan ibu. Karena kebanyakan dalam sebuah keluarga menganggap
bahwa tugas mengasuh anak hanyalah tugas seorang ibu. Padahal kasih sayang yang
diperlukan oleh seorang anak bukanlah hanya dari ibi melainkan dari ayah juga.
Jadi, anak akan merasa bahagia jika menerima perhatian dari kedua orang tuanya.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking